Susah memang kalau sudah jadi trail-mania. Makanya, kala bengkel modifikasi Gandul 2Wheel Custom (G2WC) menyodorkan desain Aprilia SMV 750, Helmy Hermansyah kontan setuju Honda GL Pro Neo Tech miliknya diubah seperti itu. Sebelumnya, warga yang tinggal di kompleks Marinir Rangkapan Jaya Baru, Depok, ini sudah punya Suzuki TS125 yang dirombak jadi trail RM125.
Wardoyo dari G2WC mengaku diberi kebebasan merombak motor jadi supermoto dan pilihan yang pas SMV 750. Meski konsep yang diaplikasi tidak mirip sekali, ia berupaya mendekati kesamaan. Hal itu seperti tampak pada bagian rangka tengah yang dibentuk dari pipa seamless ukuran 1/2 inci yang dibuat menyilang.
"Sasis tengah mengapit tangki sekaligus bodi tengah yang dibuat dari pelat," ujar Wardoyo. Menurutnya, rangka pipa ini juga dibuat untuk menopang bodi belakang (terbuat dari pelat yang menyatu dengan sepatbor).
Untuk suspensi, bagian itu tentu mengikuti tren global dengan menggunakan sistem monoshock. Hanya, Wardoyo tidak mengikuti model SMV 750 yang ada di bagian kanan rangka. Di sini, ia menempatkannya persis di tengah biar nyaman lantaran dipakai harian.
Mengenai kaki-kaki, Wardoyo sedikit harus kerja keras lantaran pemilik masih ingin pakai shock bawaan standar untuk yang depan. Solusinya, ditambah adaptor besi agar tampilan tambah tinggi. Lalu, bagian tengahnya dikasih karet shock Suzuki TS agar lebih berisi.
Begitu lengan ayun, minimal lebih tebal dari aslinya. Caranya, yang asli diberi kondom yang menggunakan pelat. Pada bagian tengah diberi lekukan agar mirip dengan arm Aprilia. Hasilnya, meski tanpa komponen limbah, tampilannya boleh juga. (Belo)
Sumber : kompas
Wardoyo dari G2WC mengaku diberi kebebasan merombak motor jadi supermoto dan pilihan yang pas SMV 750. Meski konsep yang diaplikasi tidak mirip sekali, ia berupaya mendekati kesamaan. Hal itu seperti tampak pada bagian rangka tengah yang dibentuk dari pipa seamless ukuran 1/2 inci yang dibuat menyilang.
"Sasis tengah mengapit tangki sekaligus bodi tengah yang dibuat dari pelat," ujar Wardoyo. Menurutnya, rangka pipa ini juga dibuat untuk menopang bodi belakang (terbuat dari pelat yang menyatu dengan sepatbor).
Untuk suspensi, bagian itu tentu mengikuti tren global dengan menggunakan sistem monoshock. Hanya, Wardoyo tidak mengikuti model SMV 750 yang ada di bagian kanan rangka. Di sini, ia menempatkannya persis di tengah biar nyaman lantaran dipakai harian.
Mengenai kaki-kaki, Wardoyo sedikit harus kerja keras lantaran pemilik masih ingin pakai shock bawaan standar untuk yang depan. Solusinya, ditambah adaptor besi agar tampilan tambah tinggi. Lalu, bagian tengahnya dikasih karet shock Suzuki TS agar lebih berisi.
Begitu lengan ayun, minimal lebih tebal dari aslinya. Caranya, yang asli diberi kondom yang menggunakan pelat. Pada bagian tengah diberi lekukan agar mirip dengan arm Aprilia. Hasilnya, meski tanpa komponen limbah, tampilannya boleh juga. (Belo)
Sumber : kompas